Selasa, 26 Mei 2009

Adakah Pengganti Allah Bagimu ?



Seseorang masuk masjid bukan pada waktu shalat. Ia menjumpai anak kecil yang baru berumur sepuluh tahun sedang melaksanakan shalat dengan khusuk. Ia menunggunya hingga selesai shalatnya.

Orang itu mendekatinya dan bertanya : "Nak, siapakah engkau ?" Ia mengeleng-gelengkan kepalanya dan meneteskan air mata di pipinya. Kemudian ia mengangkat kepalnya dan berkata: "Saya anak yatim piatu." Laki-laki itu tersentuh sekali dan berkata: "Apakah engkau mau menjadi anakku ?" Ia berkata: "Apakah jika aku lapar engkau memberiku makan ?" Orang itu menjawab, "Ya." Anak itu bertanya lagi, "Apakah jika aku tidak punya pakaian, engkau akan memberiku pakaian ?" Orang itu mengangguk dan mengatakan, "Ya." Anak itu bertanya lagi; "Apakah engkau akan menyembuhkanku jika aku sakit ?" Orang itu menjawab, "Itu, aku gak sanggup, Nak." Ia bertanya lagi, "Apkah engkau akan menghidupkanku bila aku mati ?" Orang itu menggelengkan kepala, "Aku juga tak sanggup."

Anak kecil itu berkata, "Kalau begitu, biarkan aku, Paman, cukuplah bagiku Allah yang memegang jiwa dan ragaku. Dan bergantung kepada Zat yang menciptakanku. Dialah yang memberiku petunjuk, dan hanya Dialah yang memberiku makan dan minum. Jika aku sakit, Dialah yang menyembuhkanku. hanya Allah lah yang mengampuni segala kesalahanku di hari perhitungan kelak.

Orang itu pun terdiam dan tak harus berbuat apa. Dari bibirnya terdengar suara lirih, "Aku beriman kepada Allah. barangsiapa tawakkal kepada-Nya, maka Dia akan mencukupinya."


Tiada Tuhan selain Engkau ya Allah..Maha Suci nya Engkau..Sungguh Hamba ini termasuk orang-orang yang Dzalim..




print this page Print this page

Rabu, 06 Mei 2009

Kebahagiaan Mereka Dalam Gubuk Keimanan


Adalah kisah seorang wanita yang hidup dalam gubuk. Ia selalu menyembah Tuhannya, melaksanakan shalat lima waktu, dan berpuasa di bulan Ramadhan. Ia lebih bahagia daripada perempuan yang hidup di istana yang megah, yang diapit oleh menara-menara tinggi, para pembantu dan banyak pengawal. Wanita mukminah yang tinggal di rumah reot yang hanya tersedia singkong dan air tawar, bersamanya kitab dan tempat memuji Tuhan, lebih bahagia daripada wanita yang hidup di menara gading dengan kamar yang diliputi beludru. Dia tidak mengetahiu siapa Tuhannya, siapa tuannya, dan dia juga tidak mengikuti Rasulnya. Sungguh, pahamilah makna kebahgiaan.
Kebahagiaan bukan dalam definisi yang sempit dan menyesatkan. Banyak orang menyangka bahwa apa yang dipikirkannya adalah benar, mereka mengira bahwa kebahagiaan adalah dollar, dinar, dirham, real, kasur yang empuk, pakaian yang indah, makanan yang enak, minuman yang lezat, dan kendaraan yang mewah.
Tidak!

Kebahagiaan adalah kerelaan hati. Kebahagiaan adalah tenangnya hati kecil kita. Kebahagiaan adalah ketenangan jiwa, ketentraman sanubari, hati yang terbuka, budi pekerti yang baik, akhlak mulia yang dibarengi dengan sifat menerima dan merasa cukup dengan anugerah yang diberikan.












print this page Print this page

Selasa, 05 Mei 2009

Hitunglah Anugerah Allah Untukmu



Ketika pagi, ingatlah bahwa pagi telah meliputi beribu-ribu orang sengsara, tapi engkau engkau mendapat nikmat; meliputi beribu-ribu orang lapar tapi engkau dalam keadaan kenyang; meliputi beribu-ribu orang terpenjara sedangkan engkau merdeka dan bebas; meliputi beribu-ribu orang yang tertimpa musibah dan kematian, sementara engkau bahagia dan selamat sentosa.

Berapa banyak air mata yang berlinang di pipi seorang wanita, berapa banyak derita hati serang ibu, dan berapa keras jeritan di kerongkongan si kecil, sementara engkau tersenyum lega.

Maka, pujilah Allah atas kelembutan, penjagaan, dan kemuliaan yang diberikan oleh-Nya. Duduklah engkau dengan menginstropeksi perilaku diri. Pergunakanlah angka-angka dan hitungan, berapa banyak harta yang kau miliki, kenikmatan, kemudahan, kecantikan dan lain-lain. Maka, berbahagialah engkau dan ramahlah.











print this page Print this page